Anda
termasuk anak muda yang nakal? Anak muda yang nakal wajar saja. Yang tidak
wajar adalah anak muda yang tidak mau belajar. Kenakalan remaja sebenarnya
tak lebih dari luapan emosi pada masa pubertas yang tidak dimanage
dengan baik. Pada masa pubertas anak muda sangat besar sekali keinginannya
untuk mendapat perhatian. Asalkan kenakalan itu dalam batas wajar dan tidak
mengganggu aktivitas dan prestasi belajar yaa silahkan saja.
Adalah
Syeikh Ihsan Bin Dahlan, kyai berpengaruh pengarang kitab Sirojut-Tholibin
itu, ternyata ketika masih muda nakalnya luar biasa, hampir setiap malam nonton
pertunjukan wayang dan sangat menyukai permainan dadu. Hasil dari main dadu itu
dibagikan kepada teman-temannya. Ihsan sama sekali tidak ikut memakannya. Gus
Ihsan putera Kyai Dahlan pengasuh pondok “JAMPES” itu, sangat
terkenal lihai memainkan kesenian wayang kulit. Semua lakon wayang ia hafal
diluar kepala. Pernah suatu ketika, pada saat “pentas wayang kulit” masih
berlangsung, Ihsan menyela pertunjukan dan menyalahkan lakon yang dibawakan
oleh “Sang Dalang”. Dalang itu marah sekali, dengan muka merah padam, menantang
debat Ihsan tentang PAKEM PEWAYANGAN. Tantangan itu dilayani oleh Ihsan, dengan
syarat harus ada jurinya. Akhirnya, dalang sepuh itu, memutuskan yang benar
adalah “Pakem” yang disampaikan Ihsan.
Meskipun
Ihsan Bin Dahlan termasuk sangat nakal, namun setiap malam “istiqomah” ngaji
sorogan kepada abahnya Kyai Dahlan, pengajian privat ini dilakukan
setelah tengah malam, karena sebelum tentah malam Ihsan belum pulang dari
keluyurannya. Selain nakal, Ihsan juga terkenal paling cerdas diantara
saudara-saudaranya.
Kenakalan
Ihsan sangat menyusahkan neneknya, Nyai Istianah. Mbah nyai sangat prihatin
dengan sepak terjang cucunya yang satu ini, Ihsan dianggap keluar dari tradisi
keluarga kyai yang selalu menonjolkan akhlaq karimah.
Suatu
ketika, ihsan diajak neneknya ziarah ke makam kakek buyutnya, Syeikh Yahuda
di Nglorok Pacitan, setelah selesai membaca tahlil dan Al-Qur’an,
Mbah nyai berdo’a panjang dan sebelum berpamit pulang Mbah nyai matur kepada
Syeikh Yahuda yang sudah sumare (meninggal)
itu. “Mbah yai, niki putu panjenengan! Ihsan, menawi panggah nakal,
panjenengan dunga’ake mugo-mugo di paringi mati enom mawon!”
Selang
beberapa hari setelah ziarah, pada waktu tidur, Ihsan bermimpi bertemu kyai tua
memakai jubah panjang dan sorban, kakek tua itu membawa batu besar sekali dan
batu itu dilemparkan mengenai kepala Ihsan hingga hancur dan berdarah-darah.
Ihsan tersentak kaget dan terbangun dari tidurnya, terasa dalam benaknya
perasaan takut luar biasa.
Setiap
saat selalu ingat ancaman kakek tua itu “Awas kalau terus nakal!” ngaji!
ngaji, awas kalau tidak ngaji!” konon kakek yang menemui dirinya dalam mimpi itu adalah “Syeikh Yahuda,
kakek buyutnya,” yang terkenal wali abdal itu.
Semenjak
mengalami mimpi itu, Ihsan tidak lagi berani keluyuran malam. Ada semacam
dorongan kuat sekali untuk pergi mengembara mencari ilmu. Akhirnya Ihsan minta
restu pada orang tua dan neneknya untuk berguru pada “Syaikhuna Kholil” di
Bangkalan Madura, hanya sekitar dua pekan nyantri di Bangkalan, disuruh pulang
oleh Mbah yai Kholil. Kemudian mondok di Lasem hanya sekitar satu tahun dan
terus pindah-pindah pondok. Ternyata tekad dan pengorbanan Ihsan yang nakal dan
cerdas itu membawa hasil. Ia meraih sukses besar menjadi seorang alim yang
tidak hanya terkenal di jawa saja. Namanya berkibar diseluruh penjuru dunia
islam. Lewat kitab karangannya “Sirojut Tholibin” komentar kitab “Minhajul
Abidin” (karya terakhir Imam Al-Ghazali). Syeikh Ihsan bin Dahlan
Al-Jampasi Tsumma Al-Kadiri, dikalangan pelajar muslim timur tengah
mendapat gelar “Al-Ghazali – Ash-Shoghir”, karena terbukti sebagai
seorang ulama yang menguasai fan tasawuf secara mendalam.
Sebenarnya
kitab-kitab karya Syeikh Ihsan Bin Dahlan banyak sekali, antara lain : Irsyadul
Ikhwan “menerangkan hukum merokok dan minum kopi”. Kemudian Syarah kitab
Irsyadul Ibad yang diberi judul “Manahiju-Al-Imdad “(Syarah Irsadul
Ibad) yang ditashih oleh Syeikh Yasin Bin Isa Al-fadani baru
mendapat satu jilid , Syeikh Yasin wafat, setelah itu nampaknya sulit menemukan
ulama yang kealimannya sekaliber Syeikh Yasin.
Sirojut
Tholibin
karya Syeikh Ihsan Bin Dahlan dijadikan materi kuliah bidang tasawuf di
Al-Azhar Mesir dan perguruan-perguruan tinggi islam lainnya, di timur tengah
ketika Syeikh Ihsan masih hidup pernah diminta Raja Farouk untuk menjadi “guru
besar” di Mesir. Namun beliau menolak. Sungguh orang tidak menyangka “Ihsan
Bin Dahlan” pemuda yang dulu nakal dan bandel itu kelak akan menjadi ulama
besar pengarang kitab Sirojut Tholibin.
Kyai
Mahrus Lirboyo
pernah dawuh : “bocah kuwi nek nakal, tandane pinter”. Bolehlah mbeling
asalkan sumbut (sesuai) dengan
prestasinya. Jangan sampai yang ditiru hanya nakalnya saja !!!
Play free YouTube games in this app - Videodl.cc
BalasHapusBest youtube converter to mp3 Videos in HD on Videodl.cc: Play free videos in this app. Play all Free VODLLC Video Games in this App.